SURABAYA, PustakaJC.co - Di tengah pandemi Covid 19, gelaran pameran terbesar di Indonesia Timur, Jatim Fair, dikabarkan akan tetap dilaksanakan. Kabar ini disambut baik oleh pada pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jawa Timur.
Ketua Asosiasi Pameran Indoneaia Jawa Timur, Yusuf, mengatakan bahwa pameran bisa menggeliatkan kegitan ekonomi di kalangan pelaku usaha. Dengan pameran pelaku usaha dapat mempromosikan produknya, dapat melakukan transaksi langsung dan kegiatan perekonomian lain. Maka dari itu pameran menjadi penting.
"Ya menurut saya Jatim Fair ini sangat penting, sangat krusial karena menyangkut hajat hidup par pelaku UMKM," katanya saat di wawancara via telpon, Sabtu, (15/8/2020).
Menurut Yusuf, pameran lebih aman daripada mall dan pasar karena di pameran pengunjungnya terdata dan bisa di tracing. Selain itu, pihaknya juga mengatakan siap dengan segala aturan dan protokol yang diberlakukan.
"Kami siap jika harus ada pembatasan, kalau protokol kesehatan, kami pastikan semua akan dilaksanakan. Kami juga sudah melakukan simulasi dengan gugus tugas tentang pelaksanaan pameran di tengah pandemi ini, dan hasilnya baik, ada beberapa catatan salah satunya terkait izin lokasi," bebernya.
Terkait perizinan, Yusuf mengatakan izin lokasi adalah kewenangan Pemerintah kota Surabaya. Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Pemkot Surabaya namun belum ada tanggapan.
"Surat sudah kami kirimkan tapi belum ada tanggapan. Kami akan tetap laksanakan jika sampai September nanti izinnya tidak turun, kami akan kirim surat pemberitahuan semacam itu," ungkapnya.
Masih menurut Yusuf, pelaksanaan pameran nantinya tidak akan menghadirkan konser musik seperti tahun-tahun sebelumnya sebagai upaya pembatasan kerumunan.
Sementara itu, diwawancarai secara terpisah, Roni, salah seorang pelaku UMKM dari sentra usaha kulit di Taggulangin, Sidoarjo mengatakan bahwa dia dan para pelaku UMKM lain sangat menunggu gelaran Jatim Fair ini. Menurutnya dengan adanya pameran maka roda perekonomian bisa terus berputar.
"Jatim Fair ini event yang kami tunggu setiap tahunnya, dengan pameran ini kami dapat memperluas jangkauan promosi kami, dengan begitu ekonomi terus berputar," katanya saat dihubungi via telpon.
Menurut Roni, tidak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi akan berakhir. Kalau Jatim Fair tahun ini ditunda tahun depan, tidak ada yang bisa menjamin tahun depan sudah tidak ada pandemi. Jadi, baik jika Jatim Fair tetap dilaksanakan dengan protokol yang berlaku.
Selain itu, pengusaha kulit ini juga menyayangkan adanya produk import dalam gelaran Jatim Fair tahun lalu. Bahkan produk-produknya dijual dengan harga dibawah pasaran dan diskon besar-besaran. Hal ini sangat berpengaruh bagi para pelaju usaha lokal.
"Jatim Fair seharusnya hanya menampilkan produk lokal Jatim saja, potensi lokal bukan import. Ini untuk lebih mengunggulkan dan menggeliatkan perekonomian dikalangan pengrajin seperti kami," tandasnya. (int)